PELAKSANAAN PEKERJAAN
Sedikit berbagi pengalaman pada waktu praktek kerja lapangan / KP di proyek pembangunan jalan jalur lintas selatan (JJLS) poncosari greges bantul yogyakarta, kali ini yang akan kami bahas tentang pekerjaan pelaksanaan lapis pondasi agregat kelas A dan lapis pondasi agregat kelas B.
Pelaksanaan pekerjaan proyek
konstruksi adalah seluruh kegiatan yang menyangkut pekerjaan pembangunan fisik dari
proyek konstruksi tersebut. Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut, unsur-unsur
di dalam proyek konstruksi ikut terlibat di dalamnya baik perencana, pengawas lapangan,
kontraktor, tenaga kerja, maupun mesin atau peralatan kerja. Tahap pelaksanaan pekerjaan
merupakan tahapan yang paling
penting dan juga merupakan realisasi suatu perencanaan proyek. Oleh karena itu, setiap pekerjaan yang ada di dalam proyek konstruksi tersebut harus dilaksanakan dengan benar dan sesuai dengan rencana maupun jadwal kegiatan yang telah ditentukan sebelumnya pada time schedule.
penting dan juga merupakan realisasi suatu perencanaan proyek. Oleh karena itu, setiap pekerjaan yang ada di dalam proyek konstruksi tersebut harus dilaksanakan dengan benar dan sesuai dengan rencana maupun jadwal kegiatan yang telah ditentukan sebelumnya pada time schedule.
Untuk menentukan hasil pekerjaan,
pelaksana sebagai pelaku utama memegang peranan yang sangat penting, dan dalam pelaksanaan
di lapangan biasanya terdapat perubahan-perubahan sesuai keadaan di lapangan baik
perubahan desain maupun perubahan struktur. Hal tersebut harus tetap diusulkan dalam
rapat tim maupun rapat khusus pengelola proyek, sehingga dapat dianalisa ulang.
Pelaksana pekerjaan mempunyai
syarat-syarat yang harus dipatuhi dalam pelaksanaannya, sehingga dapat dihasilkan
bangunan yang sesuai dengan tujuan dan rencana yang diinginkan.
Syarat-syarat
tersebut meliputi :
1.
Spesifikasi
2.
Berita acara penjelasan
pekerjaan.
3.
Gambar rencana.
4.
Penjelasan dan petunjuk
dari pengawas pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan.
Pada proyek pembangunan jalan Poncosari Greges Bantul Yogyakarta pengawasan
harus dilakukan berdasarkan Spesifikasi,
serta shop drawing yang telah disetujui
antara PPK,
tim perencana, tim pengawas dan kontraktor, agar tujuan pembangunan proyek dapat
tercapai dengan baik.
Pada penyusunan laporan
kerja praktik selama dua bulan, penyusun akan menjelaskan keseluruhan proses pelaksanaan proyek pembangunan jalan Poncosari
Greges Bantul Yogyakarta secara umum, namun penyusun
berkonsentrasi pada bagian yang diamati yaitu :
1.
Pekerjaan pelaksanaan lapis pondasi
agregat kelas A dan kelas B, meliputi pekerjaan penghamparan material, pekerjaan
pemadatan pada pembangunan Jalan Poncosari
Greges Bantul Yogyakarta.
Proses Pelaksanaan
Pekerjaan lapis pondasi Agregat kelas A dan B
Lapis pondasi bawah atau di sebut agregat lapis pondasi kelas B adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi
dan tanah dasar. Fungsi dari lapis pondasi bawah ini antara lain yaitu:
1. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban
roda.
2. Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
3. Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah
dasar naik ke lapis pondasi atas.
4. Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat
berat (akibat lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan
pekerjaan.
5. Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca
terutama hujan.
Lapis pondasi atas atau di sebut agregat lapis pondasi kelas A adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi
bawah dan lapisan permukaan. Fungsi dari lapis pondasi ini antara lain yaitu:
1. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang menahan gaya
lintang dari beban
roda.
2. Sebagai lapisan peresapan untuk pondasi
bawah.
3. Memberikan bantalan terhadap lapisan permukaan.
Pada
proyek pembangunan jalan Poncosari Greges Bantul Yogyakarta, material agregat yang di pakai sama yaitu batu
pecah yang sudah di olah dengan mesin stone cruser dan gradasi atau ukuran di
buat sama sesuai spesifikasi yang di butuhkan untuk pembuatan pondasi jalan
raya. Pada pekerjaan pondasi jalan raya di bagi menjadi dua segmen yaitu
meliputi pekerjaan perkerasan lapis pondasi agregat kelas B 30 cm, setelah
pekerjaan lapis pondasi kelas B selesai selanjutnya pekerjaan pondasi atas yang
di sebut juga perkerasan lapis pondasi agregat kelas A dengan tebal 20 cm. Pada
proyek pembangunan jalan Poncosari Greges Bantul Yogyakarta material agregat
lapis pondasi di datangkan langsung dari base
camp PT. SURADI SEJAHTERA RAYA. Gambar material pondasi dapat di lihat di bawah. Pada proses pekerjaan lapis
pondasi terdiri dari penghamparan material, pemadatan, penyiraman dan yang
terakhir uji CBR.
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Agregat Lapis
Pondasi A dan B.
1.
Penghamparan
Material Agregat Lapis Pondasi
Penghamparan material adalah suatu proses meratakan agregat lapis pondasi
setelah proses angkut menggunakan dump
truk dari base camp. Penghamparan
material agregat tidak boleh di lakukan apabila cuaca tidak mendukung seperti
pada waktu hujan karena kadar air terlalu tinggi. Pemadatan
harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 % di
bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air
optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum (modified) yang ditentukan oleh spesifikasi SNI. Alat untuk menghamparkan material agregat lapis pondasi menggunakan Motor Grader.
Setelah material sudah rata sesuai elevasi dan ketebalan yang di tentukan
proses selanjutnya yaitu di padatkan menggunakan alat pemadat vibratory roller.
2.
Proses Pelaksanaan Pemadatan Material Agregat Lapis
Pondasi
Pemadatan adalah suatu peristiwa bertambahnya berat volume kering oleh
beban dinamis, akibat beban dinamis butir-butir agregat seperti krikil dan
pasir merapat satu sama lain yang saling mengunci sebagai akibat berkurangnya
rongga udara. Tujuan pemadatan dapat tercapai dengan
pemilihan bahan agregat,
cara pemadatan, pemilihan mesin pemadat, dan jumlah lintasan atau passing yang sesuai. Pada pekerjaan pemadatan lapis pondasi agregat di pakai
alat pemadat vibratory roller merk
Hamm dengan berat 20 ton. Yang perlu di perhatikan dalam pekerjaan pemadatan
yaitu penghamparan yang agak berlubang atau kurang rata perlu di tambahkan
agregat material secara manual agar mendapat hasil yang padat dan merata.
Proses pekerjaan pemadatan di lapangan yang pertama kali setelah material
di hamparkan secara merata yaitu di padatkan dengan compactor setelah agak
merata kemudian di siram air secara merata dengan menggunakan water tank dengan
kapasitas 5000 liter. Setelah air merata di permukaan agregat yang sudah di
padatkan kemudian agregat lapis pondasi di padatkan lagi dengan vibratory roller sampi merata dan padat.
Fungsi penyiraman ini untuk pemadatan, karena dengan adanya penyiraman air ini
rongga-rongga antara agregat akan terpadatkan dengan sendirinya dan saling
mengunci sehingga tidak ada rongga udara di dalamnya.
3.
Uji CBR
CBR adalah
perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan standard dengan
kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama cara umum. Perkerasan jalan harus
memenuhi 2 syarat, yaitu :
1.
Secara keseluruhan perkerasan jalan harus cukup kuat
untuk
Memikul
berat kendaraan yang akan memakainya.
2.
permukaan jalan harus dapat menahan gaya gesekan dan
keausan dari
roda-roda kendaraan, juga terhadap air dan hujan.
Bila
perkerasan jalan tidak mempunyai kekuatan secukupnya secara keseluruhan, maka jalan tersebut akan mengalami penurunan dan
pergeseran, baik pada
perkerasan jalan maupun pada tanah dasar. Akibatnya jalan tersebut akan
bergelombang besar dan berlobang-lobang, sampai pada akhirnya rusak sama
sekali. Sedangkan kalau perkerasan jalan tidak mempunyai lapisan yang kuat,
maka permukaan jalan mengalami kerusakan yaitu berupa lobang-lobang kecil dan
pada akhirnya akan bertambah banyak dan bertambah besar sampai perkerasan jalan
menjadi rusak secara keseluruhan. Jadi untuk
menilai kekuatan dasar atau bahan lain yang hendak dipakai untuk menentukan
tebal lapisan perkerasan dipergunakan percobaan CBR. Nilai CBR ini
digunakan untuk menilai kekuatan yang juga dipakai sebagai dasar untuk
penentuan tebal lapisan dari suatu perkerasan.
Kekuatan
tanah dasar tentu banyak tergantung pada kadar airnya. Makin tinggi kadar
airnya, makin kecil kekuatan CBR dari tanah tersebut. Walaupun demikian, hal
itu tidak berarti bahwa sebaiknya tanah dasar di padatkan dengan kadar air
rendah untuk mendapatkan nilai CBR yang tinggi, karena kadar air tidak konstan
pada nilai rendah itu. Setelah pembuatan jalan, maka air akan dapat meresap
kedalam tanah dasar sehingga kekuatan CBR turun sampai kadar air mencapai nilai
yang constant. Kadar air yang constant inilah yang disebut kadar air
keseimbangan. Batas-batas kadar air dan berat isi kering dapat ditentukan dari
hasil percobaan laboratorium, yaitu percobaan pemadatan dan CBR. Gambar 6.6 alat uji CBR menggunakan Field
cbr test set (cbr lapangan)
44. Uji Sand Cone
Sand cone test adalah pemeriksaan
kepadatan tanah di lapangan dengan menggunakan pasir Ottawa sebagai parameter kepadatan
yang mempunyai sifat kering,bersih,keras,tidak memiliki bahan pengikat sehingga
dapat mengalir bebas. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan dari suatu
tanah di lapangan dengan berat isi kering laboratorium. Gambar proses tes
kepadatan lapangan menggunakan alat sand sone. Dari proses uji CBR dan Sand
Cone apabila di dapat data tidak sesuai spesifikasi maka akan di lakukan
perbaikan lapis agregat pondasi atau pemadatan ulang.
Dibawah ini urutan gambar proses pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A dan agregat kelas B sampai terakhir pengujian CBR dan sand cone. semoga bermanfaat bagi teman-teman semua....
Gambar Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Gambar Proses penghamparan material pondasi
Gambar Pekerjaan Pemadatan
Gambar Pekerjaan Penyiraman Air dan Pemadatan.
Gambar Hasil Akhir setelah selesai proses pemadatan
Gambar Uji CBR menggunakan alat Field CBR Test
Gambar Uji Sand Cone
tks..
ReplyDeleteTHANKS :-D
ReplyDeleteLapis agregat apa ujinya sandcone juga
ReplyDeletebagaimana cara menghitung dari curah ke padat
ReplyDeletemohon bantuan nya
Nyimak
Deletey
ReplyDeleteMakasih
ReplyDeleteAda surat lab kusus apa berbeda2 lokasih
ReplyDeleteuntuk lapis pondasi agregat kelas A apa diperbolehkan dibawah 15 cm, krn yg saya baca dari spesifikasi cuma kepadatan maximal tdk boleh lebih dari 20 cm, mohon pencerahaannya??
ReplyDeleteUntuk lapisan bawah digunakan agregrat tertahank dalam ayakan berapa?
ReplyDeletepenyusutan kelas A bila gembur 20 cm. berapa gan????
ReplyDelete